Membicarakan cinta itu seperti tak ada
habisnya. Kalau bagi aku sih seperti makan kerupuk, kalau kalengnya belum
kosong makan kerupuknya pun belum berhenti. Nah.. kali ini ada lagi versi lain
menurut mama ku, saat aku menikmati liburan panjang kali ini di rumah
Kalimantan.
Seperti biasa pagi buta adalah start mama memulai aktifitasnya sebagai super woman,
itu menurutku sejak kecil . Bagaimana tidak dulu tiap jam 6.30 saatnya aku
harus bangun untuk sekolah, dan aku baru mengucek mata sudah terhidang harum
makanan dimeja, biasa mie goreng dan telur matasapi kegemaranku.Kadang aku
berfikir tanpa sempat bertanya, jam berapa mama memulai semuanya itu, hingga
sepagi itu sudah terhidang makanan lengkap , panas dan wangi di meja makan,
lantai sudah dipel dan rumah sudah rapi.
Duapuluh tahun berlalu dari masa itu, mama pun sudah
tidak segesit dulu karena usianya yang semakin senja, tapi tetap saja
kegesitannya belum bisa kutandingi, terutama dalam mengurus rumah. TEOPE dech...hehehe
Pagi ini
seperti biasa kulihat mama sudah sibuk dengan rutinitas harianya dan
kuambil alih aktifitas mencucinya seperti biasa
tak ada yang aneh awalnya, kulakukan semua dengan sewajarnya, mulai dari
mencuci, membilas, hingga menjemur pakaian dan kain di tali jemuran.
Tapi
menjadi ‘sesuatu’ ketika kusadari sepasang mata beliau mengawasi setiap
gerakanku, kutersenyum penuh tanya atas pandangan ibu.
“ kenapa sih ma, melihat gitu kagum lihat aku
yang tiba – tiba rajin? Hehehe...”
“Enggak.. cuma agak ewuh keliatannya, kamu gak pernah nyuci ya di
jogja nduk ” tukas beliau sambil tersenyum . Jelas lah.. wong ada laundry
syariah. Selain owner kan aku juga pelanngan setia laundryku sendiri, biar
pelanggan yakin bos nya saja ngelaundry
ditempatnya sendiri, pasti mutunya tidak diragukan.*Gubragggg...Promosi
terselubung !!
“ Nggak
luwes lagi ya ma... iya sih...tapi kontrol mutu di laundry tetap saya langsung
kok ma , tapi yang nyuci ya karyawan, eh... kalau mama kira- kira berapa tahun
ya dari belajar nyuci sampai sekarang” berusaha mengalihkan topik pembicaraan
sambil cengar – cengir.
“ woo... ya sudah puluhan tahun yang pasti ,
dulu umur enam tahun sudah disuruh belajar mencuci baju sendiri sama eyangmu di
sungai ”
“Yo jelas luwes .. karena mamah biasa melakukannya, apalagi kalau sama Bapak,
bisa lebih cepat selesainya. Tar kalau sering nyuci lagi, pasti kamu luwes lagi nduk ” sahutnya cepat.. sambil
senyum penuh arti
TUIIINGGGGG!! Ternyata karena walau kubantu ternyata tidak begitu memperingan
kerja beliau. Justru kalau sama bapak malah lebih cepat. Padahal kalau masalah
yang ini rasanya aku lebih luwes gerakannya dari bapakku.Huuuffttt....
*elapkeringatplusdaki*
Malamnya setelah mereka beranjak tidur, aku masih
sibuk mengetik dinetbok tuaku dan masih
menikmati lagu dari headset,
tiba-tiba terlintas lagi percakapan tadi sore dengan Ibu.
*KLIK__ENTER*
Baca lagi percakapan pagi tadi yuk, ada yang
istimewa tidak? Bagimu mungkin tidak.. tetapi saat kumerenung dan terdiam.
*JLEBBBB*
Memang benar, dalam kehidupanku sekarang ini..
Tiba-tiba ada makna yang dalam..daleeemmm bangett.... terutama dalam kehidupan
cintaku.*matamerembess*
Setelah semuanya terjadi dan membawaku dalam
kekuatan yang “dikuat – kuatkan” dan akhirnya terbiasa kuat dan sendiri.
Sekarang ini satu hal yang bisa membuarku berfikir puluhan kali mungkin
lebih,,,, ratusan,,,? #korbaniklan# adalah saat seorang pria mengajak menaikkan
level hubungan melebihi teman biasa. Kurang ini lah, itu lah dan yang pasti
semua itu demi menutupi faktor internalku yang sebelumnya belum mau.
Apakah ini yang disebut MATI RASA.. walau bisa
kututupi dengan segala canda dan tawa yang kupunya. Segudang kesibukan dan
target – target kuliah, bisnis. Semuanya kaku dan bahkan aku bisa kehilangan
momen di saat-saat kritis dan menentukan.
Gerakan mencuciku kaku dan tak luwes kata mama..
begitu memang kurasakan dalam perjalanan cintaku. Rasanya tak bisa lagi kunikmati
iramanya yang mendayu. Kesan-nya terburu-buru dan aku tak mau menikmati
prosesnya lagi. Cenderung tegas terhadap waktu dan segera usai dengan hasil..
Mau indah atau pahit bodo amat. Tak ada lagi seni dalam menjalaninya.. Yah..
tak seperti dulu memang..*BTW dulu memagnya pernah* hehehehe... tawaku dalam
kecut. #GGggrrrRR
Bersamaku seolah melambat, sedangkan bersama
Bapak lebih cepat..kata ibu. Ya iya lah... Jelas lmereka merasakan memang
karena ada chemistry yang lebih di antara mereka.
Saling
melengkapi dalam berbagai aspek rumah tangga.Saling mendukug satu sama lain. Saling mengerti dan memahami sehingga hasil
pekerjaan lebih baik dan tak ada banyak masalah untuk menyongsong pekerjaan
demi pekerjaan berikutnya. Sedangkan aku? Wuaah.. banyak sewot dan marahnya
walau kadar sabar semakin tinggi.
*Sabarku dulu tak begini, tapi kini tak cukup
lagi..hihihi
Aku cenderung keras dan tanpa kompromi..penuh
dengan planing – planing, target – target. Inikah karena hilangnya sentuhan kelembutan cinta
dalam jiwaku.
“Kalau sering nyuci.. pasti luwes lagi “. AHAA
!! Ini jawabannya.
Mungkin
walau awalnya kaku, tapi harus kupaksakan. Karena dengan hitungan waktu
berjalan, pasti akan luwes lagi. Artinya? Ya cepat berlabuh di satu hati bukan?YESS...THAT
RIGH.
Dalam
perjalanannya.. aku harus belajar saling melengkapi dan kali ini akan bisa
menyelesaikan pekerjaan demi pekerjaan lebih dari sekedar “mencuci piring dan
baju” tapi rasa menikmati setiap proses. Dan pasti lebih cepat dari bapak dan mama. Lihat aja ntar.. hehehehe..
*husna ditantang*Nah loh...keras lagi......Auu
ah....