Ini adalah Sebuah kisah tentang keajaiban,saat epik Tuhan
pencipta dipaparkan dimata anak manusia laksana drama yang tak hanya mampu
menyihir ternganga. Bukan sekedar istana
negeri diatas awan, tahta, raja dan pengawalnya. Tentang hal – hal kecil yang
ada lekat urat nadi dan hidung kita. Siapa yang tidak pernah mempercayai
keajaiban, maka dia tidak akan pernah mendapatkannya.
“sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk
sebaik baiknya”(QS: AtTin ayat 4)
Lihatlah dirikita,mahakarya sempurna yang Allah ciptakan.
Masih Ingatkah ketika kita masih kecil dan memandang hidup
dengan pengalaman ajaib yang menakjubkan?
Belajar naik sepeda, takjub melihat anak ayam yang berusaha
keluar dari cangkang telur, atau kepompong yang membebaskan dirinya dari rumah
putih dan berubah menjadi kupu cantik, serta
imajinasi – imajinasi masakecil yang selalu nyata dalam dunianya
sendiri. Hidup sungguh ajaib dan penuh kejutan indah, hal – hal kecil membuat
luar biasa takjub dan gembira.Mengetik tulisan ini pun mampu membuat saya
senyum senyum sendiri.
Ada semacam perasaan yang meluap tentang kebahagiaan yang
indah kita miliki saat kanak – kanak. Perasaan bahwa segala sesuatu itu baik.
Hari berganti adalah tanda kegembiraan baru dimulai, petualangan baru
diawali.Bahkan tidak ada yang bias mencegah rasa kebahagiaan, kegembiraan atas
semua ketakjuban yang ada.
Semua telah berubah,geber kedewaaan menutup
drama petualangan seru dan segala beban serta tugas manusia dewasa memaksa kita
atau mungkin secara sukarela melepaskan rasa kegembiraan atas semua keajaiban
didepan mata.kepekaan betapa gamblang keajaiban
dan nyata akibatnya kita bahagia denga sebab, kecewa, dan keajaiban yang mudah
terlihat dan terasa dahulu memudar dan menghilang ******* Yogyakarta, September 2013.