Sabtu, 12 November 2011

KENDARAAN HIDUP KITA* Jika Jalan Kita Salah,Maka Berhentilah.


Laju motor yang saya boncengi  bersama seorang teman disiang terik itu kira – kira 40 km/ jam ditengah lalu lintas yang padat di tengah  kota Yogyakarta. Kota yang paling nyaman dibanding kota lain yang pernah saya tinggali, namun semakin lama Yogyakarta terasa semakin padat dan macet khas kota metropolitan yang lain.Kendaraan semakin banyak dan polusi dimana – mana.

Saya tidak ingin membahas sisi polusi kota Yogyakarta,saya ingin bercerita kejadian siang itu tepatnya di bangjo)* jalan Jendral Sudirman depan Tokobuku Gramedia, harusnya kalau dari arah tugu  pengendara harus mengambil arah kiri atau kanan dan tidak boleh lurus.tapi ternyata saat lampu hijau dengan  “pede”nya teman yang membonceng saya tersebut melaju lurus  tentu saja saya teriak – teriak menyuruh dia berhenti.
“kenapa sih?. Ini benar tau….”kata teman saya menanggapi reaksi saya tersebut.
Dan benar saja,tidak sampai lima menit kami langsung disusul pak polosi lalulintas muda yang segera mencegat kami,dan pasti taukan cerita selanjutnya….?

Andaikan tadi saya yang nyetir didepan,mungkin tidak begini jadinya maklum mahasiswa, uang sepuluh duapuluh ribu itu sangat berharga bagi kami untuk menyambung nyawa ( Lebay…) karena itu jatah makan selama beberapa hari. ceritanya mahasiswa ngeles didepan pak polisi,beda nyatanya jika pengusaha merangkap mahasiswa.hehehe…..(tambah lebayy….)

Sebelum bicara ngelantur  lebih jauh. Mari kita mengambil hikmah dalam cerita diatas apakah hikmah yang bisa diambil didalamnya?.Lihatlah rambu – rambu dengan benar..?Jangan suka bercanda dijalan..? Jangan suka nge_les didepan pak polisi..? jangan berkendara dijalan macet..? hahaha…. BUKAN.

Ijinkanlah saya bertanya, “Siapa yang mengendarai motor saya…? Yup.Benar, teman saya yang tidak “Melek” rambu dan saya yang percaya jadi pembonceng.Lantas apa istimewanya..?.Harusnya saat saya yang punya dan tau tujuannya sayalah yang harus memboncengnya.

Sekarang bagaimana jika hal itu terjadi dalam motor atau mobil kehidupan kita ?”.Siapakah  yang mengendarai motor atau mobil kehidupan kita ?  Pastikan bahwa jawabannya bukan pasangan, bukan orang tua ataupun boss kita . Kitalah sebenarnya yang mengendarai mobil kehidupan sendiri. Jadi, baik buruk atau sukses tidaknya bukan tergantung pada orang lain, dan janganlah menyalahkan orang lain. Dan, keberhasilannya tergantung di tangan kita sendiri. Agar optimal, ada 4 pembelajaran penting untuk kendalikan mobil kehidupan kita.

Pertama, Tahu kapan untuk start! Semua kesuksesan di bidang apa pun tentunya harus dimulai dari sebuah titik yang namanya start. Dalam hal ini untuk mencapai apa yang akan kita raih tentunya kita harus sudah tahu terlebih dahulu apa yang akan kita capai,kemana tujuannya,tentukan mimpi kita dengan detail, persiapan – persiapan apa saja yang harus kita lakukan. Ibarat seperti akan mengendarai mobil, dalam tahapan ini kita sebut sebagai tahap untuk kita memanaskan terlebih dahulu mesin mobil kita.

Dalam tahap ini pun kita dapat berkonsultasi dengan orang – orang yang tepat, dengan mereka – mereka yang terlebih dahulu sudah berhasil. Tahapan inilah yang merupakan tahapan yang sangat penting yang akan akhirnya membawa kita mencapai ke puncak sukses. Hanya saja banyak orang juga yang sudah sampai di tahap ini, tetapi mereka hanya sampai di tahap persiapan ini saja. Ibarat sudah memanaskan mesin mobil, tetapi hanya sampai memanaskan mesin mobilnya saja dan tidak kunjung menjalankan mobilnya.Alias CUMI (Cuma Mimpi.)

Kesuksesan yang akan kita raih tentunya bukan tergantung berapa banyak yang kita tahu, bukan hanya seberapa hebat perencanaan kita, tetapi seberapa banyak tindakan yang kita lakukan. Beberapa orang yang saya kenal yang mungkin tidak begitu ahli dalam melakukan perencanaan bahkan dalam sisi pengetahuan pun cenderung masuk dalam kategori yang biasa – biasa saja, tetapi dalam beberapa tahun saja, kehidupan mereka mengalami perubahan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan mereka berani untuk mengambill tindakan dan berani untuk memulai. Bagaimanakah dengan kita, sudahkah kitaa memulai apa yang kita rencanakan?


Kedua, tahu kapan untuk tancap gas . Tentunya bukan saat dikejar POLANTAS seperti teman saya waktu itu.hehehe….Kadang kala tidak selamanya kita ada di jalan yang macet bukan? Saat jalanan sepi dan kita merasa yakin, tentunya kita pun dapat mempercepat laju mobil kita. Begitu pula dengan perjalanan kesuksesan kita, kita pun perlu tahu kapan saatnya kita mempercepat apa yang kita lakukan. Proses mempercepat ini bisa saja dilakukan dengan menambah skill dan keahlian kita,belajar dan  belajar lebih lagi dengan mentor yang sudah lebih berhasil,media pendidikan yang tepat, membuat tim yang solid yang akan mendorong kesuksesan menjadi lebih cepat, jeli dalam membaca peluang – peluang yang ada. Jadi, Sudahkan saat ini kita melakukan proses “tancap gas” dalam mengendarai mobil kehidupan kita?

Ketiga, Tahu kapan untuk  slow dan done.Kadang dalam menjalani mobil kehidupan dan saat kita melaju untuk memcapai target mimpi – pimpi kita adakalanya kita tidak tau harus kemana lagi,cara apa yang harus kita lakukan, dan arah mana yang harus kita tempuh.Bahkan mungkin andai  kita sudah merasa yakinpun ternyata dihadapkan padakondisi yang salah jalan.

“ Jika jalanmu salah,maka berhentilah “

Dalam tahapan ini cobalah sejenak untuk berhenti dan berfikir,kita sudah berada diposisi jalan yang mana, dimana letak kesalahannya.Intropeksi( Muhasabah) ulang perjalanan kita. Berhenti sejenak supaya kita bisa melaju lebih kencang lagi.Sebelum kepada tahapan selanjutnya yaitu  tahapan untuk kita re-kreasi (menciptakan ulang) sekaligus meng-apreasiasi apa yang telah kita raih. Disinilah mesin mobil kita dirawat atauun di-charge kembali.

Banyak orang yang terobsesi terus-menerus menjalankan mobilnya, namun kemudian mogok di tengah jalan karena mesinnya kepanasan. Ataupun, banyak pula yang terus bekerja namun, tidak sempat menikmati ataupun mengapreasiasi sama sekali apa yang telah dicapainya.Sebaik – baik apresiasi adalah bersyukur, dan bersyukur.

Akhirnya,ketika sudah berhenti dan tau letak dimana posisi kita  perlu juga tahapan dimana kita tahu kapan harus banting setir mobil tatkala kita melihat ke depan bahwa jalanan yang tersedia, tidak mungkin dilalui,salah jalan seperti cerita saya diatas  ataupun macet total. Disinilah kita perlu memikirkan apa langkah selanjutnya sehingga mobil kita bisa sampai ke tujuan. Sama halnya dalam kehidupan, ketika bisnis di depan mata tampaknya macet dan terlalu berisiko, mungkin saatnya bagi kita untuk bantiung setir, mencoba cara lain ataupun akhirnya memutuskan menjalankan bisnis yang berbeda. Kita harus jeli melihat kondisi jalan di depan dan bukannya dengan ngotot menerjang ke dalam arus kemacetan.Dan jangan takut ketika dikatakan Plin-plan.sama sekali bukan.

Walau saya masih tahap mimpi (Afirmasi tingkat tinggi..hehehe...) untuk punya mobil sendiri,namun setidaknya saya sudah bisa nyetir dan membayangkan merawat mobil.Jika mesin mobil saja dirawat dengan begitu telaten, apalagi dengan mesin tubuh kita yang harganya beratus-ratus kali lipat dari mobil yang kita kendarai…! So… balancing your life..Mestinya kita bijak!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Pelangi Hati Husna. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh